LUWU, – || Jurnaltivi.com || Pekerjaan proyek jalur trans sulawesi poros Tedong Bonga – Bua yang menghubungkan Kabupaten Toraja Utara, dengan Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan, tepatnya di wilayah Desa Pantilang, Kecamatan Basse Sangtempe Utara, menuai sorotan dari masyarakat. Pasalnya, proyek yang menelan anggaran miliaran rupiah tersebut diduga dikerjakan tak sesuai dengan juknis.
Proyek yang dibiayai negara menggunakan Dana Pemulihan Ekonomi melalui Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan tersebut, terlihat disejumlah titik aspalnya terkelupas dan meninggalkan lubang menganga, sehingga sangat membahayakan pengguna jalan terutama kendaraan roda dua.
Parahnya lagi, proyek yang menelan anggaran miliaran rupiah itu tak menggunakan talut dan bahkan dibeberapa titik, beton bahu jalan mulai mengambang akibat tergerus air, sementara aspal hotmix terbongkar dan terkelupas juga terlihat hanya satu lapis, namun sudah dipasangi marka jalan.
Anehnya, proyek sepanjang sepuluh kilometer tersebut semestinya rampung pada pada akhir tahun 2020 lalu, namun sampai hari ini proyek pekerjaan jalan sepanjang sepuluh kilometer tersebut tak kunjung tuntas akibat lemahnya pengasawan baik dari konsultan maupun dinas terkait.
Sayangnya, saat akan dikonfirmasi kepihak rekanan terkait dengan pekerjaan tersebut, kantor direksi keet yang biasanya digunakan untuk mengontrol dan melakukan monitoring proyek pembangunan yang sedang berlangsung, terlihat kosong dan tak berpenghuni.
Sementara papan informasi yang biasanya dipasang sebelum pekerjaan dilaksanakan juga tak terlihat dilokasi, sehingga masyarakat yang ada diwilayah itu meminta anggota DPRD provinsi sulawesi selatan turun langsung kelokasi proyek untuk melihat dan melakukan fungsi pengawasan, agar proyek miliaran tersebut tak dikerja asal asalan.(Joni/JTV)