Mamuju- Jurnaltivi.com-Demo tolak tambang pasir yang digelar ribuan warga di Kantor a gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) diwarnai dengan sapi mengamuk di dalam lokasi demo. Akibat aksi seekor sapi yang mengamuk tersebut massa aksi sempat panik dan berupaya menghindari sapi yang mengamuk tetsebut.
Aksi unjuk rasa yang digelar ribuan warga dari Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju dengan Warga Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng) juga diwarnai dengan kericuhan.
Massa aksi yang kecewa dengan sikap Gubernur Sulbar, Suhardi Duka, yang menemui massa aksi dan langsung meninggalkan massa aksi setelah menyatakan sikapnya terhadap keberadaan tambang. Massa langsung merusak kawat berduri yang pasang oleh polisi.
“Kami sangat kecewa dengan sikap Gubernur Sulbar yang tidak mau berdialog dengan massa aksi. Dia langsung meninggalkan massa aksi padahal kedatangan ribuan warga dari Kalukku dan Karossa ini hanya untuk audiens dengan gubernur,” ungkap, Sulkarnaem, korlap aksi, dalam orasinya.
Massa yang kecewa langsung memaksa masuk ke dalam kantor gubernur. Ratusan polisi yang mengamankan aksi tersebut menghadang massa aksi. Akibatnya kedua kubu terlibat aksi saling dorong.
Kedua kubu juga terlibat aksi saling pukul dan saling kejar kejaran. Akibatnya unjuk rasa yang digelar ribuan warga penolak kehadiran tambang pasir di kampungnya ricuh.
Suasana semakin memanas, seorang massa aksi diamankan oleh polisi. Massa aksi yang diamankan polisi tersebut di bawah masuk ke dalam pos jaga kantor gubernur.
Massa aksi yang mengetahui ada rekannya ditahan meminta kepada polisi agar membebaskan massa aksi yang diamankan tersebut.
Karena waktu unjuk rasa sudah berakhir polisi berupaya meminta massa aksi agar membubarkan diri. Massa menolak massa aksi meminta mereka baru membubarkan diri jika rekannya yang diamankan polisi dibebaskan.
Suasana semakin tegang polisi mengeluarkan dua unit kendaraan taktis water canon untuk membubarkan massa. Massa aksi tetap bertahan, mereka baru mau membubarkan diri kalau rekannya yang ditahan dibebaskan.
Setelah terjadi negosiasi akhirnya polisi membebaskan massa aksi yang sempat diamankan tersebut. Setelah massa aksi yang diamankan tetsebut dibebaskan akhirnya massa aksi membubarkan diri.
Namun sebelum membubarkan diri masaa aksi memberikan pernyataan mereka sangat kecewa dengan sikap gubernur Sulbar.
“Kalau terjadi konflik horisontal di lokasi tambang pasir yang paling bertanggungjawab adalah Suhardi Duka, karena dia sudah membohongi warganya. Ribuan warga ke kantor gubernur awalnya bukan untuk berunjuk rasa namun karena dia menolak untuk berdialog dengan warga maka kami akan tetap akan menolak keberadaan tambanh pasir di wilayah kami,” ujar Sulkarneim, sebelum membubarkan diri bersama ribuan warga penolak tambang pasir.(m1)